Author Archives: mugamugi

Personal Branding

Materi leadership training LPDP ini benar-benar baru dan sangat menginspirasi saya untuk membangun personal branding. Selama ini yang saya ketahui adalah survey, tapi ternyata survey itu hanya mengkonfirmasi hasil pencitraan, yang lebih penting adalah personal branding nya itu sendiri. Personal branding sendiri dilakukan without pressure dan perlu proses, sehingga tidak akan terbentuk instant dalam jangka pendek.

Saya setuju dengan pembahasan di kelas program pengayaan dengan nara sumber ibu Amalia (ahli di bidang etnografi). Salah satu tokoh yang sukses dalam personal branding ini adalah gubernur DKI Jakarta, Bapak Jokowi. Ia sukses dari sisi media yang citranya positif, tidak hanya dikenal secara luas, orang mempunyai persepsi positif, menjadi media darling dan mampunyai interaksi dan kedekatan dengan insan pers, hal ini dapat kita ketahui secara kasat mata melalui berbagai pemberitaan media dan testimoni beberapa wartawan di media Twitter. Menurut pendapat saya, Berbeda dengan personal branding wakilnya Ahok, meskipun dikenal luas namun kesan masyarakat mungkin tidak semuanya positif, dengan caranya berbicara yang keras yang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Namun menurut saya,
keduanya adalah pemimpin yang berkarakter yang dibutuhkan Indonesia kedepan; dan bahwa yang mereka lakukan adalah bukan pencitraan semu, mereka adalah orang-orang berintegritas, yang bekerja dengan segenap hati untuk membangun bangsa Indonesia.

Berbeda halnya dengan Aa Gym yang personal brandnya hancur karena dia tidak bisa menjaga brand “jagalah hati”. Untuk dapat memperbaikinya kembali, ia harus keluar dari segmentasi market awalnya yaitu ibu-ibu, dan harus mencari segmen serta branding yang berbeda.

Selesai sesi ini, saya sebagai wanita Indonesia penerus bangsa menjadi merenung, seperti apa personal branding yang akan saya bangun dalam jangka menengah dan jangka panjang.

Kedepan diperlukan program-program kepemimpinan yang mampu meduplikasi pemimpin-pemimpin berkarakter untuk jangan pendek, dan menciptakan pemimpin dengan karakter baru yang lebih baik pada jangka panjang; selanjutnya, mengefisiensikan dan mengefektifkan jaringan agen of change yang dibangun baik oleh birokrat maupun civil society.

Tips menjadi orang sukses

Ini oleh-oleh dari bank mandiri yang jadi salah satu bagian dari program pengayaan LPDP, tips menjadi orang sukses atau pemimpin masa depan dari Bapak Budi Gunadi Sadikin (Direktur Utama Mandiri):
1. Be the best, jangan kejar uang atau jabatan.
2. Be yourself and be human, hidup jangan hanya belajar tapi harus pelajari hal lain seperti seni, dll yang pasti akan berguna untuk masa depan.
3. Believe in God, akhirnya.. Hidup itu telah ditentukan/ditakdirkan yang harus kita yakini.

Semoga tips dari Pak Budi bisa menginspirasi kita semua, dan menjadi pemimpin masa depan yang berkarakter!!!

Salam Indonesia,

WM

Socmed

Hiii..diary LPDP batch 2 hari ini tentang social media alias socmed, yang sehari-hari sangat akrab di telinga, mata dan jempol kita. Socmed bisa berbagai bentuk, masih ingatkan socmed pertama yang akrab dengan kita? Yups, Friendster, kemudian hampir semua orang bermigrasi ke Facebook, hingga sekarang mulai ada stigma, twitter paling keren diantara socmed yang ada. Program lainnya seperti LinkedIn, MySpace, path, Instagram dan masih banyak lagi. Yang semua punya target pasar/segment masing-masing.

Lalu..apa sebenarnya fungsi socmed itu? Saya setuju dengan Yunus Bani Sadar bahwa salah satu fungsi socmed adalah interaksi, menurut saya, pada hakikatnya, socmed itu lebih mempererat silaturahmi, bukan mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Tapi untuk fungsi socmed sebagai media narsis, sebenarnya setiap orang punya hak untuk mengisi kehidupan socmed-nya, apakah diisi dengan narsis atau apapun.

Sejujurnya, pengalaman saya sendiri dengan socmed tidak terlalu “indah”, banyak pihak tertentu yang bersocmed tanpa beretika, seperti menawarkan produk dan mentag sesuka mereka, cenderung memamerkan kehidupan dan pencapaian diri yang lebih mengarah ke keangkuhan dan tidak ngaji saliro, seperti orang menengah keatas mengupload foto makanan mewah, sementara banyak saudara sebangsa kita yang kekurangan, bahkan sampai tidak makan. Hal-hal tersebut membuat saya tidak nyaman, sampai akhirnya memutuskan untuk menutup account Facebook.

Saya merasa twitter lebih berguna karena selain fungsi nya sebagai media interaksi juga informasi, seperti account detik, kompas dan lain-lain. Selain itu, menurut hemat saya, saya sangat mengagumi kehebatan dunia socmed, karena dalam seiri berjalannya waktu, peranannya berubah memfasilitasi berbagai pergerakan sosial kemasyarakatan.

Kemudian, dunia socmed apabila ditekuni secara profesional, akan mendatangkan banyak keuntungan misalnya seorang artis diminta untuk mentweet untuk memprosikan produknya, hal ini semakin menguntungkan karena socmed itu seperti MLM yang memiliki efek domino besar.

Terakhir dibutuhkan kearifan untuk memanfaatkan socmed ini seperti: tidak mudah terpancing dan terprovikasi, mencek dengan benar, kebenaran informasi sangat diperhatikan serta jangan sampai menyita waktu dan menurunkan produtivitas dalam bekerja.

Diet kantong plastik

Hari ini pengen share apa yaa, hasil dari kelas leadership nya LPDP..hmmm..tentang budaya asing dan budaya lokal kita dan bagaimana kita harus menyikapi dan beradaptasi ketika tinggal di tempat asing. Oke..ga mau berbasa-basi dengan teori ya,aku pengen ambil satu contoh yang rill saja, tentang budaya penggunaan kantong plastik.

Saya sering berbelanja di mini market, setidaknya mereka akan memberi satu kantong plastik saat berbelanja, bahkan bisa dua,karena untuk produk sabun-sabunan harus terpisah dengan makanan. Pengalaman lain pernah saya alami ketika berbelanja di pasar tradisional, ada suatu mind set yang salah di para pedagang, kalau tidak memberi bungkus plastik, tidak sopan namanya.

Sementara itu, di luar negeri seperti UK (negara tujuan studi ku,insyaallah), untuk mendapat kantong plastik setelah belanja itu harus bayar, jumlah nya bervariasi, sekitar £0.5-1, selain itu sang petugas kasih supermarket akan bertanya dahulu “need a bag?” kalau kita bilang “No thanks, I have it”, mereka pun tak memaksakan membungkusnya. Hal ini terjadi karena kebanyakan masyarakatnya sudah aware bahwa plastik itu sulit dihancurkan, mereka akan semaksimal mungkin membatasi penggunaannya dan lebih prefer gunakan kantong yang dapat dipakai beberapa kali.

Contras sekali yaa..terus apa yang harus dilakukan? Setidaknya ketika pulang nanti, kita harus menerapkan budaya penggunaan plastik di Inggris ke daerah masing-masing. Kita bisa mulai dari diri sendiri untuk tidak meminta plastik bila berbelanja satu item dan membawa kantong yang bisa di- recycle kemanapun.

Siap ya.. Say No thank you to plastic bags 🙂

Nilai-nilai Kebangsaan

Haloo..

Dari tiga materi di kelas program pengayaan LPDP hari ini, saya memilih untuk mereview mengenai nilai-nilai kebangsaan di Indonesia, topik ini menarik bagi saya ditengah kondisi semakin tingginya intoleransi di Indonesia. Seperti kita tahu, akhir-akhir ini begitu riuh di dunia maya mengenai kasus pengusiran kelompok syiah di Sampang. Disisi lain, presiden kita baru saja mendapatkan penghargaan internasional World Statesman Award dari organisasi nirlaba Appeal of Conscience Foundation (AFC) di Amerika Serikat, penghargaan ini diberikan dalam rangka komitmen SBY terhadap perlindungan kaum minoritas[1]. Ironis yaaaa….dan lebih ironis lagi karena Presiden sampai sekarang ini seperti tidak berbuat apa-apa untuk sampang 😦

 

Mungkin ada baiknya kita meresapi dulu dan meningkatkan rasa kebangsaan dan kebanggaan sebagai bangsa yang berbhineka tunggal ika. Lalu, apa sih sebetulnya nilai-nilai kebangsaan yang dimiliki bangsa ini? Apakah kita sebagai generasi muda sudah mampu untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kita sebagai bangsa Indonesia terlahir dengan berbagai keragaman yang dimiliki baik suku bangsa, agama maupun bahasa. Mungkin banyak dari kita yang sudah mulai lupa karena sudah meninggalkan pelajaran kewarganegaraan sejak beberapa tahun lalu. Well, lebih baik terlambat daripada kita tidak melakukan perubahan sama sekali.

 

Masih ingat dengan empat pilar bangsa kan? Lupa? Hehehe…samaaa….coba buka www.empatpilarkebangsaan.web.id agak surprised buka web ini, biasanya belajar yang berhubungan dengan pancasila itu agak membosankan ya, yang kolot-kolot, tapi kali ini saya akui web nya cukup gaul, dengan backsound yang menarik dan mudah-mudahan kita jadi lebih mudah paham ya. Empat pilar kebangsaan itu terdiri dari:

1. Pancasila, (yang ini semua masih hafal tentunya yaa)

    (1) Ketuhanan yang maha esa

    (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab

    (3) Persatuan Indonesia

    (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

    (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

3. Bhineka Tunggal Ika

4. UUD 1945

Keempatnya bergabung memperkokoh kedaulatan negara kita tercinta ini. Kalau direnungkan kembali, betapa nilai-nilai kebangsaan kita sangat bermakna dan menaungi seluruh bangsa Indonesia, kalau seluruh rakyat atau at least generasi muda mau mengamalkan nilai-nilai luhur ini, mungkin tidak ada lagi pemimpin korup dan tidak amanah, tidak ada lagi masyarakat kota yang individualistis, tapi kita bersama-sama bahu membahu berkarya dan membangun bangsa ini, masyarakat yang sejahtera, rukun dan damai dengan sumber daya yang melimpah dan alam yang indah, dan orang akan mengenal Indonesia sebagai negeri surga dunia *day dreaming*.

 

Kembali ke kenyataan, dengan sampai terjadinya kasus seperti pengusiran di Sampang, bentrokan antar umat di Ambon dan semakin maraknya kasus korupsi yang dilakukan oleh generasi muda, berarti kita belum dapat menghayati nilai-nilai kebangsaan. Din Syamsudin dalam laman empat pilar menyatakan bahwa “realisasi kehidupan negara-bangsa akhir-akhir ini menunjukkan suatu sikap dan perilaku warga negara-bangsa yang tidak hanya rapuh tapi juga inferiority complex, terutama dalam menghadapi arus globalisasi dewasa ini. Maka, mengangkat kembali “Empat Pilar” menjadi suatu hal yang sangat penting sebagai bagian dari realisasi kehidupan bangsa.”

 

Sebagai generasi muda dengan idealism yang kita punyai, tentunya tak bisa hanya menunggu dan terdiam, kita sebagai generasi muda seharusnya bisa melakukan sesuatu, at least kita mulai dari diri sendiri dahulu untuk bisa menghormati dan bertoleransi terhadap teman sebangsa, berkomitmen dan menjaga integritas diri sendiri, melakukan pergerakan kecil baik di lingkungan sendiri maupun melalui media sosial yang ada, pergerakan yang kecil ini apabila dikumpulkan dan dilakukan secara massif akan menghasilkan suatu pergerakan yang besar untuk bersama-sama memperjuangkan cita-cita bangsa.

 

Terakhir saya ingin quote kata-kata Bung Karno “berikan kepada saya 10 pemuda saja, akan saya getarkan dunia”, ayooo temans..kita goncang Indonesia membuat perubahan menuju Indonesia yang damai dan sejahtera.

 

Salam Indonesia

WM 

 

 


[1] Kompas 27 Mei 2013 diunduh dari: nasional.kompas.com

Korupsi di Indonesia

Review Film Selamat Siang Risa!

Kisah ini diangkat dari kisah nyata kehidupan pribadi sutradaranya. Namun untuk memperkuat cerita, dilakukan riset sebelum produksi berdasarkan Koran Kompas tahun 70an yang terdapat di Arsip Nasional.

Film ini mengambil setting pada tahun 70an ketika kondisi kehidupan Indonesia sedang tidak menentu terutama dalam masalah ekonomi. Menceritakan tokoh utama yang bekerja menjaga gudang, namun ketika gudang itu hendak disewa seseorang yang akan digunakan untuk menimbun beras, ia menolak untuk meminjamkan gudangnya serta menolak sejumlah uang yang diberikan sebagai tanda terima kasih (uang haram).

Film tentang integrity yang sudah jarang tapi belum tentu tidak ada, tetapi kadang orang-orang berintigrity yang tidak dibarengi dengan sistem yang baik, mungkin bisa terseret menjadi tidak baik. Dengan sistem yang benar, orang jahat menjadi tidak mempunyai peluang contoh di Jerman. Integritas, sistem dan hukum menjadi pilar dalam pemberantasan korupsi.

Untuk menghasilkan pemimpin (laki-laki) berintegritas perlu didukung oleh perempuan-perempuan kuat.

Korupsi di Indonesia sudah mendarah daging, KPK sudah melakukan banyak hal, tapi harus dipersering lagi, semoga kedepan generasi korup bergeser menjadi minoritas meski melalui proses yang panjang.

ini link film tersebut yang: 

(maaf gaptek, inet lagi lemot ga bisa fetching video) 

Korupsi di Indonesia

Masa Depan Pemberantasan Korupsi di Indonesia dan Pelatihan Pencegahan Korupsi

 

‘Like illness, corruption will always be with us. But as this sad fact does not keep us from attempting to reduce disease, neither should it paralyse efforts to reduce corruption. Corruption involves questions of degree…’ Klitgaard (1991, p. 7)

 

Pembicara: Erry Riana (mantan wakil ketua KPK)

 

  • Fraud muncul disebabkan tiga hal: (1) peluang, terjadi karena: pengawasan yang lemah, kurang kapasitas untuk menghasilkan mutu, kurang akses informasi, pembiaran oleh pimpinan terkait, kekurangan dokumentasi, ketiadaan prosedur baku, ringannya hukuman terhadap yang melanggar; (2) rasionalisasi/perilaku pembenaran adalah alasan subjektif yang bertujuan membenarkan apa yang telah ia lakukan; dan (3) Insentif dapat berupa desakan/tekanan, dapat disebabkan masalah keuangan, obat, affair, perjudian dll. Korupsi berakar dari munculnya tiga sudut di segitiga tadi
  • Definisi korupsi berdasarkan Bardhan (1997) adalah “penggunaan kantor publik untuk kepentingan pribadi”, atau dapat diartikan secara umum sebagai illegal atau tidak terautorisasinya suatu aksi yang dilakukan oleh pegawai pemerintah yang telah menyalah gunakan wewenangnya untuk mendapatkan keuntungan personal.
  • Latar belakang pemberantasan korupsi di Indonesia antara lain karena legal hukum kita belum cukup meringkus penjahat criminal mengingat  hukum yang kita gunakan masih merupakan warisan belanda.
  • Yang menarik berdasarkan literature, pada umumnya, terjadinya korupsi mempengaruhi terhadap perlambatan ekonomi, namun hal demikian tidak berlaku di Indonesia bersama-sama China, South Korea dan Taiwan, yang kemudian dikategorikan menjadi East Asia Paradox (Wedeman, 2000), korupsi di negara tersebut relatif tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, hal ini mungkin karena korupsi di Indonesia bersifat masal.
  • Seperti dilansir laman Transparansi Internasional,  Indonesia duduk di peringkat 118 dari daftar peringkat indeks persepsi korupsi 174 negara dunia. Namun jika mengacu poin tiap negara, Indonesia duduk di posisi 56 negara terkorup.
  • Sebelum KPK berdiri, kasus korupsi banyak yang gagal ditangani karena tidak ada peraturan baku yang menerapkan strategi menyeluruh dalam memberantas korupsi, selain tidak adanya political will yang kuat dari pemimpin.
  • Sekarang ini KPK dapat dikatakan telah mengalami kemajuan yang pesat, terlihat dari banyaknya pejabat maupun anggota dewan yang masuk dalam tahap penyidikan maupun penyelidikan. Selain itu, tidak hanya pejabat negara yang menjadi target KPK, ada pula pimpinan perusahaan swasta nasional besar. Syarat penting pemberantasan korupsi adalah keberlanjutan dan paling sedikit diperlukanwaktu 30 tahun untuk melakukannya. Masyarakat luas dapat sama-sama mengawasi dan memantau KPK melalui social media maupun lembaga-lembaga resmi yang telah terbentuk.

 

  • Menurut Shirley C. Eagen (1995), values, ethics and morals menjadi tiga hal yang menjadi dasar integritas. (1) nilai yakni keyakinan inti yang menjadi pedoman hidup. (2) moral yaitu keyakinan individu mengenai yg benar/salah dan nilai-nilai perilaku; dan (3) etika adalah standard of conduct/pedomana perilaku berdasarkan nilai yang telah ditentukan. Dan integritas ini lah yang akan menjadi top asset dalam kehidupan kita.
  • Ketika dunia bisnis berkembang, mematuhi hukum itu pasti/harus, akan tetapi lebih baik lagi apabila kita menjalankan etika dengan baik karena otomatis semua aturan sudah dipatuhi. Hiduplah beretika, karena ada beberapa tindakan yang secara hukum diperbolehkan tetapi secara etika tidak diperbolehkan misalnya pejabat yang selalu menggunakan voorijder.
  • Ada tiga pilar kehidupan berbangsa: negara, swasta, dan civil society (organisasi kemasyarakatan). Harus dikelola dengan dan bersinergi dengan baik ketiganya dengan nilai yang sama.
  • Bagaimana mengatasi dilemma etika sekarang ini? Diimplementasikan dalam bentuk hadapi menghadapi realitas dan bertindak dengen tegas. Harus nyaman melakukan sesuatu(keberanian moral); ujungnya the golden rules begin with me. Ketegasan yg menentukan tindakan
  • Kedepan sedang diperjuangkan di DPR mengenai RUU aparatur sipil negara, dalam salah satu pasalnya menyatakan terdapat kuota 25 % untuk sektor swasta memasuki birokarsi, artinya orang bisa berkarir dimana saja, setelah memiliki kepemimpinan yang cukup baik bisa memasuki birokrasi melalui kuota itu, sebagai penyegaran di organisasi yang bersangkutan.
  • Dampak dari korupsi antara lain:
  1. Menyebabkan ketimpangan yang semakin melebar (sesuai dengan hasil riset Gupta et al., 2002)
  2. Menjadi disinsentif untuk berinovasi (Mahagaonkar, 2008)
  3. Distorsi pengeluaran public (dijelaskan dalam paper Tanzi and Davoodi 1997), dan
  4. Mengurangi investasi asing (Wei, 2000 dan Mauro, 1995)
  • Satu negara yang umurnya lebih dari 2000 tahun, tetapi tetap terbelakang dan miskin. Singapur hanya 150 tahun tapi bisa maju, daratan jepang sangat terbatas menjadi raksasa ekonomi no.2 di dunia, impor bahan, ekspor barang jadi; sekarang ekspor tenaga kerja dan perusahaannya. Tidak ada kecerdasan yang signifikan dengan perbedaan raas atau warna kulit, bedanya pada sikap perilaku masyarakat yang dibentuk  melalui kebudayaan dan pendidikan. Miskin karena mayoritas tidak mematuhi etika, tidak berintegrasi. 

 

Referensi:

Forgues-Puccio, Gonzalo, The Economics of Corruption, presentation, University of St Andrews 

http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/01/02/mfz0e9-indonesia-ada-di-peringkat-56-negara-terkorup-dunia-tahun-2012 

Nasionalisme

Notes ini diambil dari sesi pemutaran film “Batas”

Pembicara: Marcella Zalianty, Pit Pagau

Ide film ini: saat Marcella diundang oleh kementerian daerah tertinggal untuk meninjau mengenai isu perempuqn di daerah pebatasan yaitu entikong, Kalimantan Barat.
Film media kominimasi yg powerful untuk menyanpaikan value, budaya, dll, sehingga bisa tumbuh rasa nasionalisnellme dan mempercepat pembangunan di luar Jawa.

Bapak Piet menceritakan bahwa terjadi gap taraf hidup antara Dayak Malaysia dan Dayak Indonesia. Sebaiknya anggaran keuangan untuk pendidikan diprioritaskan untuk daerah-daerah di perbatasan karena mustahil pembangunan akan terjadi tanpa pendidikan baik dalam hal sarana prasarana maupun infomasi dan kesempatan memperoleh pendidikan tersebut.

Film ini sangat menarik, edukatif dan mampu menangkap berbagai masalah yang terjadi di komunitas terluar perbatasan Indonesia dengan Malaysia, tepatnya di Kalimantan Barat. Intinya film ini menceritakan mengenai hambatan yang dihadapi dalam proses pembelajaran bahkan di level pendidikan dasar, human trafficking masih dengan kasat mata terjadi disekitar kita, buruknya infrastruktur di luar pulau jawa, dan terakhir dibumbui dengan romantisme tokoh utama film ini. Lesson learned film ini antara lain: 

  • Menjadi agen perubahan itu harus mampu menembus/melampaui batas untuk menghasilkan suatu perubahan. Meskipun demikian, dalam prosesnya tetap harus bisa menghormati batas2 dalam arti nilai, etika&integritas, serta mempertimbangkan kelestarian alam dan kebudayaan lokal.
  • Belajar tidak hanya dilakukan di ruang kelas, belajar dalam arti yang lebih luas dan harus selalu mem pertimbangan/melihat/menyesuaikan dengan nilai-nilai lokal.
  • Terlintas pertanyaan di kepala ini, lantas kenapa keberadaan UN masih dipertahankan?Di kota besar pendidikan di kelas dan sertifikat menjadi sangat penting. Tapi akan lebih penting lagi bagaimana kita bisa mengaplikasikan berdasar nilai lokal dan menambah keterampilan yang sesuai dengan demand di lingkungannya
  • Pemerataan pembangunan infrastruktur dan perbaikan batas negara untuk mempertahankan kedaulatan NKRI
  • Penegakan hukum yg tegas atas human trafficking yang terjadi

Entrepreneurship

Pembicara: Goris Mustaqim

Pendirian Yayasan Asgar (Asli Garut) dengan logo domba Garut bertujuan untuk mengangkat nilai lokal untuk menuju internasional.

Fokus yayasan ini adalah:

  1. Pendidikan: program yang telah dilakukan misalnya memberikan bimbel secara gratis kepada siswa kelas 3 SMA dalam rangka persiapan masuk perguruan tinggi negeri, harapannya dengan tingginya tingkat kemiskinan dapat mengangkat kehidupan ekonomi keluarga setelah lulus dan mendapatkan pekerjaan yang layak kelak. Selain itu terdapat juga pengadaan fasilitas belajar seperti perpustakaan dan internet.
  2. Kewirausahaan: yayasan ini berperan dalam membantu mempertemukan antara investor dengan pelaku usaha serta memberikan bantuan fasilitas dagang lainnya.
  3. Community development: seperti pembentukan lembaga keuangan mikro dengan mengadopsi Grameen’s Business Model; gerakan investasi pohon (menanam pohon) dengan pembagian hasil 60:40 antara petani dan yayasan.

Dari beberapa bidang tersebut menurut hemat saya (dank arena background saya adalah bidang ekonomi), pembentukan keuangan mikro memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan disemua wilayah Indonesia, mengingat mayoritas penduduk pedesaan di Indonesia belum dapat mengakses perbankan dan masih sedikit lembaga keuangan maupun perbankan yang mengadopsi sistem ini. Disisi lain mereka juga membutuhkan pembiayaan untuk melakukan dan mengembangkan usaha masing-masing. Konsep Grameen’s Bank yang dikembangkan oleh Muhammad Yunus di Bangladesh dapat dikembangkan di Indonesia karena tujuan utamanya bukanlah profit melainkan untuk menurunkan tingkat kemiskinan. Disamping itu dengan tanggung jawab renteng yang pada saat pemberian kredit dapat mendidik SDM Indonesia untuk bertanggung jawab dan jujur, karena apabila dalam suatu kelompok terdapat seorang anggota yang gagal membayar, maka seluruh anggota kelompok tersebut harus memikul akibatnya (untuk membayar dan diberikan kredibilitas buruk bahkan tidak akan diberikan kredit lagi). Sistem ini juga sesuai dengan nilai bangsa Indonesia yaitu gotong royong.

Yang perlu menjadi catatan kita bersama bahwa dalam perkembangannya sekarang ini, pendidikan sudah tidak lagi berkembang sebagai escalator taraf hidup, tetapi hanya untuk bisa bertahan di taraf hidup/kelas sebelumnya.

Beberapa contoh community development lainnya yang cukup sukses di bidang seni misalnya saung angklung Udjo dan komunitas Hong di Bandung. Mereka berkarya tidak hanya untuk mencari keuntungan semata, tetapi ada value yang ingin mereka sampaikan melalui karyanya terutama untuk melestarikan dan mempopulerkan kebudayaan yang hampir hilang di masyarakat.

Entrepreneur itu tidak cukup dengan hanya bermodalkan bakat saja, tetapi ide dan yang terpenting adalah eksekusinya. Untuk memulai suatu usaha dapat dilakukan dengan beberapa cara: memulai usaha yang benar-benar baru (paling inovatif namun harus mampu mengedukasi dan mempromosikannya ke masyarakat) atau imitasi atau meniru usaha yang sudah ada namun hanya akan menjadi follower saja. Adapun dalam menentukan jenis udaha apa yang hendak kita tekuni sebaiknya mencari tahu dahulu kebutuhan/demand masyarakat seperti usaha ojek taksi. Kedepan Indonesia membutuhkan lebih banyak lagi entrepreneur.

 

Referensi:

http://www.grameen-info.org/index.php?option=com_content&task=view&id=26&Itemid=175

 

What, Why and How to LPDP

Pembicara pada sesi ini adalah direktur utama dan para direksi LPDP.

 

Negeri kita tercinta ini diproyeksikan kedepan menjadi negara dengen perekonomian ketujuh terbesar di dunia, hal ini karena Indonesia adalah negara yang kaya baik dari segi sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia nya. Khususnya mengenai SDM, Indonesia akan mengalami jumping tenaga kerja (dari sekitar 55 juta menjadi 113 juta skilled workers di tahun 2020), hal ini disebabkan Indonesia diuntungkan dengan memiliki jumlah penduduk usia muda yang relatif besar.

Namun demikian, pengembangan SDM di Indonesia masih menghadapi banyak masalah, antara lain: kualitas dan kuantitas manusia terdidik yang relatif rendah, komposisi lulusan perguruan tinggi yang masih kurang ideal (jumlah lulusan teknik masih rendah), dan sangat rendahnya dana riset (sekitar 0.07% dari PDB), sementara negara lain setidaknya 1% dari total PDB.  Sementara itu, kemajuan suatu bangsa sangat berhubungan dengan dua hal yaitu pendidikan dan riset, sehingga diharapkan akan menciptakan produk-produk yang inovatif. Oleh karena itulah concern utama LPDP adalah peningkatan kualitas SDM Indonesia melalui pendidikan, riset serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan. Masalah lainnya yang terjadi di Indonesia adalah lemahnya/masih sedikit produk-produk yang memiliki patent. Jika dibandingkan dengan negara lain seperti USA, merek-merek dagang mereka mendominasi dunia seperti McD, KFC dll, dari hasil patent ini mendatangkan pendapatan negara yang cukup besar.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aghion, Boustan dkk (2009) mengenai pengaruh pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat. Penelitian ini menyatakan bahwa investasi dalam bidang pendidikan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Namun demikian, investasi dalam berbagai level pendidikan akan menghasilkan dampak yang berbeda-beda misalnya adanya efek pertumbuhan yang positif dari exogenous shock terhadap investasi pendidikan empat tahun atau setara dengan sarjana, tetapi tidak ditemukan efek tersebut terhadap program dua tahun (lebih rendah dari level sarjana). Penelitian ini juga menyatakan bahwa exogenous shock terhadap pendidikan berbasis penelitian mempunyai efek yang positif namun hanya di negara bagian yang cukup erat dengan bidang teknologi. Berdasarkan temuan diatas, menurut hemat saya, LPDP telah menetapkan sasaran yang tepat pada pendidikan tinggi dan riset, namun mesti lebih selektif lagi dalam menentukan prioritas sektor/area sehingga sesuai dan meningkatkan comparative advantage Indonesia.  

Berdasarkan hasil pemaparan dan diskusi di sesi ini, terdapat beberapa saran untuk LPDP kedepan yaitu:

  1. Selain teknik sebaiknya LPDP juga memfokuskan diri kepada pengembangan nilai-nilai kebudayaan lokal misalnya dalam bidang seni yang selama ini menjadi comparative advantage Indonesia
  2. Beasiswa tidak hanya meliputi jenjang pendidikan tinggi, tetapi juga ke jenjang SMU (untuk lebih mempersiapkan future young leaders), apabila memungkinkan diberikan juga beasiswa untuk pelatihan keterampilan-keterampilan tenaga menengah, mengingat comparative advantage SDM Indonesia menurut hemat saya ada di level menengah.
  3. Apabila pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan taraf pendidikan, sebaiknya dibarengi dengan peningkatan gaji dan kesejahteraan karyawan, jangan sampai penerima beasiswa ini setelah lulus memilih untuk berbakti di negara lain. Selain itu, mendorong diciptakannya para entrepreneur baru.

  

Referensi:

Aghion P., Boustan L., et al, (2009), “The Causal Impact of Education on Economic Growth: Evidence from U.S.” diunduh dari: http://scholar.harvard.edu/files/aghion/files/causal_impact_of_education.pdf pada 27 Juni 2013